Virus cacar air dapat menular melalui kontak langsung dengan ruam ataupun percikan air ludah dari penderita cacar air. Ibu hamil yang sudah pernah mengalami cacar air boleh bernapas lega sebab sistem kekebalan tubuh sudah membangun pertahanan terhadap serangan virus cacar air.
Cacar air, disebut juga dengan varisela, memiliki gejala-gejala berupa demam, nyeri pada tubuh, kemudian diikuti dengan timbul ruam kecil kemerahan. Pada umumnya, gejala cacar air akan muncul 14-16 hari sejak hari pertama terpapar virus. Penderita cacar air kemudian dapat terus menularkan hingga ruam mengering.
Sebagian besar ibu hamil yang terkena cacar air dapat sembuh tanpa efek apa pun, namun ada pula ibu hamil yang dapat mengalami komplikasi. Berikut beberapa risiko komplikasi yang bisa menimpa:
Salah satu risiko komplikasi cacar air pada ibu hamil adalah pneumonia, yaitu radang paru-paru. Selain itu, komplikasi lain yang bisa terjadi adalah ensefalitis (radang otak) dan hepatitis (radang hati).
Faktor yang dapat meningkatkan risiko komplikasi cacar air pada ibu hamil adalah kebiasaan buruk merokok, memiliki riwayat penyakit paru-paru, mengonsumsi steroid, dan mengandung lebih dari 20 minggu.
Jika infeksi virus cacar air terjadi pada pertengahan awal kehamilan, maka akan timbul risiko sindrom varicella kongenital. Sindrom tersebut dapat mengakibatkan kelainan bawaan berupa bekas luka, kelainan otot dan tulang, kelumpuhan, ukuran kepala kecit, kebutaan, kejang atau keterbelakangan mental. Meski demikian, hingga kini belum terbukti cacar air dapat meningkatkan risiko keguguran.
Untuk cacar air yang terjadi pada saat usia kehamilan 28-36 minggu, virus akan masuk ke tubuh bayi dengan berkemungkinan tidak menimbulkan gejala apa pun. Risiko virus kembali aktif dan memicu cacar air (shingles) dapat terjadi pada beberapa tahun pertama kehidupan si bayi.
Khusus mengenai cacar air yang terjadi setelah usia kehamilan 36 minggu akan meningkatkan kemungkinan bayi terinfeksi dan lahir dengan kondisi terkena cacar air.
Tidak hanya pada masa-masa di dalam kandungan, cacar air juga dapat menyerang bayi setelah persalinan. Cacar air yang terjadi beberapa hari sebelum melahirkan hingga maksimal dua hari setelah melahirkan dapat menyebabkan bayi baru lahir turut terserang cacar air yang dapat mengancam nyawa yang disebut neonatal varicella.
Ketika ibu hamil terserang cacar air dan tidak diterapi, maka kemungkinan bayi terserang cacar air pada masa-masa tersebut mencapai 50 persen. Gejala-gejala cacar air akan muncul pada usia bayi sekitar 5-10 hari setelah lahir. Jika tidak ditangani dengan tepat, cacar air pada bayi baru lahir bisa menyebabkan kematian.
Bagaimana Cara Mencegah Cacar Air Semasa Hamil?
Bagi ibu hamil yang tidak mengetahui apakah dirinya pernah terkena cacar air atau belum, dokter dapat melakukan tes darah untuk memastikannya. Hasil tes akan menunjukkan apakah terdapat imunitas pada tubuh atau tidak.
Jika kemudian ibu hamil yang belum pernah terkena cacar air, melakukan kontak dengan penderita cacar air, segera periksakan diri ke dokter. Kemungkinan dokter akan memberikan suntikan immunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap virus cacar api.
Suntikan yang diberikan maksimal 10 hari setelah terpapar virus cacar air ini dapat mencegah atau mengurangi keparahannya. Suntikan tersebut tergolong aman bagi bayi di dalam kandungan, namun masih belum diketahui secara pasti terkait efektivitasnya dalam melindungi bayi dari infeksi.
Pada skenario terburuk, bila ibu hamil telanjur menunjukkan gejala-gejala cacar air, dokter kemungkinan akan memberikan obat antivirus untuk mengurangi keparahan serta menekan risiko komplikasi. Terdapat kemungkinan bahwa dokter akan memberikan suntikan immunoglobulin kepada bayi yang baru dilahirkan oleh ibu yang sedang menderita cacar air. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah ataupun mengurangi keparahan penyakit. Jika bayi menunjukkan gejala cacar air, maka dokter juga akan memberikan obat antivirus.
Yang tidak kalah penting adalah kamu yang sedang merencanakan kehamilan dan belum pernah terkena cacar air. Konsultasikan dengan dokter untuk memperoleh vaksinasi cacar air untuk dewasa. Sebaiknya menunggu tiga bulan setelah vaksinasi kedua sebelum memulai program kehamilan. Jika belum yakin, lakukan tes darah untuk memastikan tubuhmu sudah memiliki imunitas terhadap virus cacar air. Terlepas dari itu, menjalani tes darah adalah langkah yang penting bagi ibu hamil untuk mengantisipasi risiko gangguan kesehatan.
Risiko serangan cacar air pada ibu hamil seharusnya diperhatikan lebih saksama, apalagi jika mengingat komplikasi yang mungkin ditimbulkan kepada ibu dan bayi. Konsultasikan dengan dokter mengenai langkah pengobatan ataupun pencegahan cacar air pada ibu hamil.
|