ASI Perah: Menggunakan Tangan VS Pompa Manual Dan Pompa Elektrik

Menunda-nunda untuk memerah ASI nantinya akan mengurangi produksi susu. Hal ini karena payudara yang terlalu penuh dengan susu akibat tidak diperah akan mengirimkan sinyal kepada tubuh bahwa Bunda hanya butuh sedikit susu.

Untuk memerah ASI, Bunda dapat menggunakan tangan kosong maupun dengan bantuan pompa ASI, baik pompa manual atau pompa elektrik. Berikut adalah beberapa fakta tentang ketiganya.

Memerah ASI Menggunakan Tangan

Gratis, merupakan salah satu keunggulan metode memerah ASI menggunakan tangan. Bunda selalu siap sedia memerah ASI di mana saja dan kapan saja tanpa repot membawa perlengkapan pompa. Selain itu, memerah dengan tangan sangat berguna ketika proses menyusui dipenuhi tantangan pada hari-hari awal, misalnya karena bayi sedang kurang sehat atau berkondisi bayi prematur.

Bunda harus belajar terlebih dahulu untuk memerah menggunakan tangan langsung. Awalnya mungkin agak sulit dilakukan, tetapi jangan putus asa untuk terus berlatih. Setelah terbiasa dan terampil, Bunda dapat lebih mudah memerah ASI dalam jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya. Makin dini Bunda mulai memerah menggunakan tangan, maka akan makin besar volume ASI yang dapat diproduksi payudara.

Berikut adalah cara memerah ASI menggunakan tangan.

  • Letakkan jari kelingking di bawah payudara dan menempel dengan tulang rusuk, sementara jempol berada di atas payudara, menjadikan jempol dan telunjuk membentuk huruf C di sekitar payudara. Jari-jari yang lain biarkan merenggang untuk menyokong payudara.
  • Jari telunjuk dan jempol harus jauh dari puting karena susu datang dari dalam payudara, bukan dari puting. Tempatkan jari menuju tepi luar areola atau area di sekeliling puting.
  • Rasakan area payudaramu, terutama di sekeliling areola, adakah perubahan tekstur lembut menyerupai gundukan kecil. Tempatkan ibu jari di belakang gundukan ini dan mulailah menekannya dengan kuat secara perlahan-lahan. Lakukan berulang-ulang tanpa melepaskan jari-jarimu dari posisinya di payudaramu hingga bisa menemukan ritme yang nyaman.
  • Hindari menggeser jari di atas kulit payudara karena hal ini tidak akan merangsang aliran susu dan justru akan menekan jaringan payudara di dalamnya.
  • Jaga ritme tetap kuat hingga puting mengeluarkan beberapa tetes kolostrum atau tetesan ASI pertama maupun tetesan ASI selanjutnya.
  • Setelah keluar beberapa tetes, sesuaikan posisi untuk mengumpulkan lebih banyak ASI, misalnya dengan meraba dimana gundukan ASI berada dan menekan area tersebut.
  • Bersabarlah,Bunda, karena masa-masa awal praktik ini tidak akan memberikan hasil instan. Mungkin akan memerlukan 1-2 menit hingga tetesan ASI keluar. ASI yang keluar bisa hanya beberapa tetes sebelum bisa mulai mengalir bebas. Untuk mendapatkan aliran yang baik diperlukan latihan.
  • Bila aliran susu melambat, coba ubah arah putaran posisi tangan dan coba bagian lain. Pada akhirnya, cobalah untuk memijat semua bagian payudara sebelum berpindah ke payudara yang satunya. Lakukan proses memerah hingga aliran susu benar-benar berhenti atau Bunda telah mendapatkan jumlah ASI yang dibutuhkan.
  • Sesuaikan posisi jari pada payudara yang paling sesuai untuk memerah ASI karena tiap ibu memiliki payudara yang berbeda. Jika jari Bunda teras lelah, cobalah gunakan tangan yang satunya atau beralih ke payudara yang satunya.
  • Sebagian ibu merasakan bahwa hasil memerah ASI menggunakan tangan bisa menjadi lebih baik jika sebelumnya payudara dipijat-pijat ringan dengan arah mendekati dan menjauhi tulang rusuk terlebih dahulu secara merata.

Memerah Menggunakan Pompa

Jika Bunda memilih menggunakan pompa, tata caranya harus diperhatikan. Penggunaan yang tidak tepat dapat membuat puting payudara Bunda merekah atau berdarah. Beberapa pompa ASI dapat melukai jaringan payudara dengan memecahkan pembuluh kapiler dan menyebabkan perdarahan di bawah kulit.

Meski begitu, ada juga kondisi payudara mengeluarkan darah yang tergolong normal, biasanya terjadi pada beberapa minggu pertama proses menyusu. pada kondisi normal, Bunda tidak akan merasakan nyeri dan darah ini segera menghilang dalam beberapa hari. Darah yang muncul belum tentu diartikan sebagai cedera payudara, melainkan disebabkan oleh peningkatan aliran darah pada payudara Bunda dan pertumbuhan jaringan penghasil susu.

Bila puting Bunda merekah atau berdarah, oleskan sedikit salep atau krim lanolin khusus ibu menyusui di area puting. Bisa juga mengatasinya dengan mengoleskan beberapa tetes ASI pada area yang terluka sebelum menyusui. Bila rasa sakitnya tidak tertahankan, Bunda dapat mengonsumsi paracetamol atau ibuprofen pada 30 menit sebelum menyusu. Selama masa-masa menyusu ini jangan gunakan losion, sabun, atau parfum pada puting. Bila luka tersebut tidak kunjung sembuh, segera periksakan ke dokter.

Ada dua jenis pompa ASI yang dapat Bunda gunakan, yaitu:

  • Pompa Manual

Bunda dapat memilih pompa jenis ini bila Bunda adalah tipe ibu yang hanya perlu memerah sekali-sekali. Penggunaannya akan membutuhkan latihan, keterampilan, dan koordinasi. Sebagai kelemahannya, pompa ini mengundang risiko tinggi terjadinya infeksi payudara.

Walaupun demikian, beberapa studi telah melihat bahwa penerapan teknik memerah ASI kombinasi antara menggunakan tangan secara langsung dengan penggunaan pompa manual dapat meningkatkan produksi susu dan lebih efektif ketimbang menggunakan pompa saja.

Caranya, perah ASI menggunakan tangan hingga keluar tetesan-tetesan pertama lalu diikuti dengan penggunaan pompa manual sambil memijat payudara.

  • Pompa Elektrik

Bagi sebagian ibu menyusui, pompa elektrik merupakan pilihan yang praktis. Terlebih bila Bunda menggunakan pompa elektrik ganda sehingga bisa memerah ASI dari kedua payudara sekaligus. Namun sisi perawatannya harus lebih diperhatikan, sebagaimana Bunda akan membutuhkan tempat guna membersihkan dan menyimpan peralatan untuk digunakan kembali.

Ibu dari bayi prematur dapat menghindari kekurangan persediaan ASI dengan cara memerah payudara dengan mengombinasikan teknik memerah menggunakan tangan diikuti menggunakan pompa elektrik. Tidak cukupnya pasokan ASI dalam 6 minggu setelah melahirkan merupakan alasan paling umum para ibu untuk berhenti berusaha menyusui, terutama para ibu yang memiliki bayi prematur. Dengan teknik kombinasi ini, Bunda dapat terbantu untuk terus berusaha memberikan ASI yang dibutuhkan bayi.

Terlepas dari metode memerah ASI yang Bunda pilih, baik menggunakan pompa manual atau elektrik maupun dengan tangan secara langsung, lakukanlah dengan sabar dan selalu optimis. Untuk membantu proses pemerahan ASI, pikirkanlah bayimu, bahkan kalau perlu sambil memandangi foto bayimu. Duduk dengan tenang dan bayangkan susu mengalir juga dapat menambah optimisme Bunda. Sebagai bagian dari kebutuhan proses memerah ASI, Bunda bisa mempelajari manajemen ASI Perah dan cara penyimpanan ASI Perah yang benar.