Baby-led weaning (BLW) pertama kali dipopulerkan di Inggris dan kini sudah dilakukan di berbagai negara. BLW merupakan metode alternatif dalam pemberian MPASI tanpa memberikan makanan lunak seperti puree, bubur atau kuah pada bayi. Pada BLW, bayi akan dibiarkan makan sendiri tanpa menyuapinya dengan sendok.
Menimbang Kelebihan dan Kekurangan BLW
Mungkin banyak orang tua yang tanpa menyadari sudah menggunakan metode BLW pada Si Kecil. Hal ini biasa terjadi pada anak kedua atau selanjutnya, ketika melihat dan meniru kakaknya saat makan bersama. Dia akan mencoba mengambil makanan dari piring dan menyuap makanan sendiri ke dalam mulutnya.
Pada umumnya orang tua yang menerapkan metode BLW berpendapat bahwa Si Kecil dapat makan apa saja tanpa harus merasa takut dan kesulitan ketika memulai makanan yang lebih padat. Meski belum ada pembuktian mengenai hal tersebut, namun Si Kecil dapat menerima makanan keluarga dengan mudah.
Selain itu terdapat beberapa manfaat lain dari metode BLW seperti :
Namun, metode BLW ini pun mempunyai kekurangan yaitu proses makan yang berantakan dan boros. Bayangkan ketika bayi makan sambil bermain dengan melempar-lempar makanan ke lantai sehingga makanan banyak yang terbuang dan membuat nutrisi yang diperlukan akan berkurang.
Selain itu, bayi juga mungkin masih mengalami kesulitan mengunyah beberapa makanan seperti daging yang kurang empuk, padahal makanan tersebut merupakan sumber zat besi yang juga dibutuhkan oleh bayi. Sebab, sejak usia enam bulan bayi membutuhkan zat besi yang berasal dari makanan, bukan hanya dari ASI saja.
Tips Menerapkan Metode BLW
Yang paling penting dalam menjalankan BLW adalah selalu menemani Si Kecil. Hal ini untuk menghindari Si Kecil tersedak makanan ketika mengonsumsi makanan utuh.
Agar metode BLW dapat berjalan dengan maksimal, perhatikan tips berikut ini sebelum memberikan makanan pada Si Kecil.
Tidak memaksakan metode BLW pada Si Kecil, tunggu hingga dia siap. Tanda yang dapat dilihat jelas adalah ketika leher bayi sudah kuat dan dapat duduk di kursi tanpa bantuan. Bayi juga tampak sudah mampu memindahkan makanan ke bagian belakang mulutnya menggunakan gerakan rahang atas dan bawah.
Biarkan Si Kecil duduk di kursi makan khusus untuk bayi, agar dia terbiasa makan pada tempatnya. Jangan lupa tetap diawasi selama makan, walaupun dia sudah bisa makan sendiri.
Meskipun sudah dapat makan dengan cara BLW, namun pemberian ASI atau susu formula harus tetap dilanjutkan, karena sumber gizi terbesar untuk anak berusia 10-12 bulan berasal dari sini. Pemberian ASI bisa dilakukan di sela waktu makan.
Perkenalkan jenis makanan yang lunak seperti buah matang, kuning telur, ikan yang sudah dipotong kecil-kecil, daging suwir yang empuk, sereal, pasta, dan sayuran yang sudah dimasak agar lebih mudah dimakan, misalnya dengan cara dikukus.
Berikan makanan yang sudah dimasak dan empuk dan dipotong memanjang atau biasa disebut . Bentuk makanan seperti ini adalah yang paling mudah diberikan saat menerapkan metode BLW pada Si Kecil. Karena bentuknya yang panjang dan tipis sehingga memudahkan untuk memegang atau menggenggam.
Beberapa jenis makanan mungkin kurang sesuai bila diberikan untuk memperkenalkan jenis makanan saat awal pemberian MPASI, misalnya kismis, stroberi atau anggur utuh, buah dan sayuran yang keras atau mengkal, jagung dan daging yang tidak disuwir halus.
Pemberian makanan baik secara metode konvensional (pemberian bubur dan puree) atau BLW, keduanya harus sama-sama memperhatikan asupan nutrisi. Di dalam makanan yang diberikan harus mengandung kalori tinggi dan terdapat kandungan zat besi, zinc, protein, dan lemak sehat untuk mendukung proses tumbuh kembang dan daya tahan tubuhnya.
Cara paling mudah menerapkan BLW adalah dengan membiarkan Si Kecil makan bersama di meja makan bersama anggota keluarga lainnya.
Pilihan metode BLW diserahkan lagi pada orangtua masing-masing, serta memperhatikan kesiapan anak. Jika perlu, konsultasi dengan dokter sebelum melakukan BLW.