Bunda, Ini Berbagai Penyebab ASI Berkurang Dan Cara Mengatasinya

Produksi ASI yang menurun tentu memicu kekhawatiran ibu mengenai kecukupan asupan nutrisi bayi, terutama bagi bayi yang hanya mengonsumsi ASI. Yuk, cari tahu apa saja penyebabnya, sekaligus cara mengatasinya.

Faktor-faktor yang Dapat Menyebabkan ASI Berkurang

Umumnya produksi ASI berkurang karena ada masalah tertentu yang menyebabkan frekuensi menyusui berkurang. Misalnya, puting Bunda sakit saat menyusui, atau Bunda sedang kelelahan. Selain itu, ada beberapa faktor yang juga dapat menyebabkan produksi ASI berkurang, di antaranya:

  • Tidak segera mulai menyusui

Mungkin Bunda terlalu lama menunggu sebelum mulai rutin menyusui atau terlalu lama mengambil jeda sebelum menyusui. Kondisi ini menyebabkan rangsangan pada tubuh Bunda untuk memproduksi ASI menjadi berkurang.

  • Pelekatan yang tidak tepat

Pelakatan mulut bayi pada payudara kurang tepat sehingga bayi tidak mengisap ASI dengan baik,

  • Tubuh ibu sedang menyesuaikan dengan kebutuhan bayi

Setelah bayi melewati usia 6 bulan, kebutuhan ASI-nya akan meningkat. Ketika Si Kecil menjadi lebih sering menyusu, Bunda mungkin merasa payudara lebih kosong sehingga seakan ASI terasa kurang.

  • Stres atau mengalami pengalaman traumatis

Berkurangnya ASI dapat dirasakan oleh ibu yang sempat mengalami stres saat menjadi ibu baru, ataupun sempat mengalami pengalaman traumatis setelah melahirkan. Apalagi jika pengalaman tersebut sempat memengaruhi kondisi fisik, misalnya perdarahan setelah melahirkan. Ditambah lagi, kondisi seperti ini dapat membuat ibu terpisah dengan bayi untuk dirawat.

  • Gangguan fungsi tiroid

Ibu juga dapat merasakan ASI berkurang jika mengalami hipotiroidisme atau berkurangnya fungsi tiroid. Mengapa begitu? Ini karena tiroid turut serta dalam mengatur hormon menyusui, yaitu oksitosin dan prolaktin.

  • Konsumsi obat atau kontrasepsi

Ibu mengonsumsi obat tertentu, antara lain konsumsi pil KB yang mengandung estrogen. Selain itu, obat demam dan alergi yang mengandung pseudoephedrinejuga dapat mengurangi produksi ASI. Obat-obatan ini sayangnya banyak dijual bebas di pasaran, sehingga Bunda perlu lebih cermat dalam membaca label obat sebelum mengonsumsinya.

  • Mengonsumsi terlalu banyak rempah tertentu

Peppermint, oregano, dan ekstrak thyme dapat mengurangi produksi ASI. Sebaiknya konsumsi bahan-bahan ini dalam kadar terbatas.

Selain itu, pasokan ASI yang berkurang juga dapat dialami pada ibu yang pernah menjalani operasi payudara, memiliki berat badan berlebih atau obesitas, tekanan darah tinggi saat hamil, serta diabetes yang tidak ditangani dengan baik.

Umumnya, penurunan pasokan ASI tidak akan membahayakan bayi. Namun tetap perlu diwaspadai, sebab bila dibiarkan, lama kelamaan bisa menyebabkan bayi mengalami kekurangan gizi, terutama pada usia di mana ASI merupakan satu-satunya sumber asupan nutrisi bagi bayi.

Apa yang Harus Dilakukan?

Tidak perlu panik, Bun. Yang sering terjadi, produksi ASI Bunda sebenarnya cukup. Hanya saja cara memberikannya yang kurang tepat, atau masalah yang menjadi penyebab belum diatasi.

Coba beberapa hal berikut yuk, Bun, untuk kembali meningkatkan produksi ASI:

Terus menyusui

Pada dasarnya, tubuh Bunda akan menyesuaikan produksi ASI dengan kebutuhan Si Kecil. Jadi jangan berhenti dan lebih sering menyusui.

Memompa ASI

Jika Bunda tidak dapat menyusui secara langsung karena bekerja, pastikan untuk memompa ASI secara teratur. Rajin memompa ASI juga dapat membantu menjaga tingkat produksi ASI.

Memeriksa pelekatan

Periksa apakah mulut Si Kecil sudah melekat sempurna pada payudara Bunda. Jika belum, mungkin Bunda dapat berkonsultasi ke dokter atau konselor laktasi.Menghindari alkohol dan rokok

Saat menyusui sebaiknya tidak mengonsumsi minuman keras dan merokok, ya, Bun. Keduanya dapat mengurangi produksi serta kualitas ASI.

Memilih alat kontrasepsi untuk ibu menyusui

Pil KB yang hanya mengandung progestin dapat dipilih oleh ibu menyusui, karena pil KB kombinasi dapat mengganggu suplai ASI. Konsultasikan pilihan KB yang tepat pada dokter, untuk Bunda yang sedang menyusui.

Menghindari pemberian susu formula atau MPASI terlalu cepat

Sebaiknya  hindari memberikan susu formula atau makanan pada bayi sebelum usia 6 bulan, kecuali atas indikasi medis. Sebab, bayi bisa jadi akan lebih menyukai susu formula, sehingga lebih jarang menyusu dan lama-kelamaan produksi ASI akan berkurang.

Jika banyak cara telah dicoba tapi produksi ASI dirasa masih kurang, Bunda dapat memeriksakan diri ke dokter, atau memanfaatkan layanan konsultasi laktasi. Namun, selama berat badan Si Kecil cukup, buang air kecilnya normal, serta ia sehat dan aktif, maka Bunda tidak perlu terlalu khawatir. Tetap semangat memberikan ASI, ya, Bun.