Hotline Puri Bunda: Click Here!

Hidrotubasi Merupakan Salah Satu Solusi Untuk Memiliki Bayi

Dalam hidrotubasi, cairan berwarna biru dimasukkan melalui serviks, atau yang disebut juga leher rahim. Dengan menggunakan teleskop, dokter akan memeriksa dan melihat apakah cairan tersebut berhasil mengalir di rongga rahim (uterus) dan saluran telur hingga akhirnya keluar ke rongga perut tanpa hambatan. Dan jika diperlukan, dokter akan membuat sayatan kecil sepanjang 1/2 cm di atas garis rambut kemaluan. Sayatan ini dimaksudkan untuk memasukkan alat kecil guna memeriksa ovarium dan tuba falopi secara menyeluruh.

Hidrotubasi dilakukan untuk menangani infertilitas pada wanita, terutama jika disebabkan oleh adanya masalah pada saluran tuba atau infertilitas yang tidak bisa dijelaskan. Menurut salah satu penelitian terhadap 257 wanita berusia antara 21-44 tahun yang melakukan hidrotubasi, sebanyak 109 kehamilan sukses dilakukan. Dari jumlah 109 tersebut, 84,4% bayi dilahirkan pada usia kehamilan kurang lebih 9 bulan, 9,2% bayi dilahirkan secara prematur, 4,6% bayi keguguran, dan 1,8% hamil anggur.

Efek Samping Hidrotubasi

Sama seperti pengobatan lainnya, hidrotubasi juga memiliki efek samping. Meskipun komplikasinya jarang terjadi, ada baiknya Bunda mempertimbangkannya sebelum memutuskan untuk melakukan prosedur ini:

  • Infeksi urine, bisa dikurangi dengan minum banyak cairan selama 24 jam setelah prosedur dilakukan.
  • Infeksi pada tempat masuknya kamera.
  • Cedera pada pembuluh darah, usus, atau kandung kemih.
  • Nyeri di bawah tulang rusuk, sekitar bahu, atau leher hingga 72 jam setelah prosedur dilakukan.

Namun sebelum melakukan hidrotubasi untuk infertilitas, langkah awal adalah mencari penyebab infertilitas itu sendiri. Pengobatan akan dilakukan berdasarkan masalah yang menjadi akar ketidaksuburan, misalnya:

  • Masalah dengan ovulasi, memerlukan perawatan seperti minum obat Clomiphene (untuk merangsang ovarium untuk melepaskan telur) atau Metformin (untuk mengobati sindrom ovarium polikistik).
  • Ketidaksuburan tanpa alasan, di mana penyebab ketidakhamilan tidak diketahui bahkan oleh dokter sekalipun. Untuk sebab ini, pengobatan infertilitas mencakup minum obat Clomiphene, melakukan suntik hormon, atau melakukan inseminasi (menyuntikkan sperma ke dalam rahim saat rahim sedang berovulasi).
  • Saluran telur terblokir atau rusak, pengobatan bisa meliputi operasi pada saluran tersebut.
  • Ketidaksuburan karena endometriosis yang ringan sampai sedang bisa diobati dengan operasi laparoskopi untuk menghilangkan pertumbuhan jaringan endometrium. Laparaskopi juga bisa dilakukan untuk menangani ketidaksuburan karena penyakit pada panggul dan saluran telur, jaringan parut, atau kista ovarium.

Dan selain dengan hidrotubasi, infertilitas atau ketidaksuburan juga dapat ditangani dengan berbagai cara berikut ini:

  • Fertilisasi in vitro (IVF), di mana telur yang telah dibuahi (embrio) di luar tubuh dimasukkan ke dalam rahim. Biasanya dalam prosedur ini, embrio yang dimasukkan berjumlah lebih dari satu. Hal ini membuat peluang salah satu embrio berkembang menjadi bayi atau memiliki anak lebih dari satu ikut meningkat.
  • ICSI (injeksi sperma intracytoplasmic), pembuahan di luar tubuh di mana sperma disuntikkan langsung ke dalam telur dan kemudian dimasukkan ke dalam rahim.

Jika Bunda dan pasangan sudah berusaha bertahun-tahun ingin memiliki momongan namun belum berhasil, jangan ragu untuk meminta bantuan dari dokter. Dokter akan berusaha mencari penyebab dan memberikan solusi yang tepat, termasuk menjalankan prosedur hidrotubasi. Di samping pengobatan dokter, Bunda juga bisa melakukan pengobatan komplementer seperti akupuntur, mengubah pola dan asupan makan, dan relaksasi.