Hipertensi Pada Kehamilan

Untuk menurunkan hipertensi kronis maka pilihan obat antihipertensi ditentukan berdasarkan keamanan bagi janin. Terapi sebaiknya dilakukan dengan berkonsultasi dengan dokter karena hipertensi yang tidak diobati mempunyai risiko tinggi.

Ibu hamil yang mengalami hipertensi seharusnya diawasi ketat dan diingatkan agar tidak banyak beraktivitas, tidak minum alcohol atau merokok, dan membatasi asupan garam /natrium sampai 100mmol/hari. Pengurangan berat badan tidak perlu dilakukan walaupun pada ibu hamil yang gemuk, karena dapat menurunkan berat janin.

Jika terjadi komplikasi, ibu dengan hipertensi kronis memiliki peningkatan resiko untuk preeklamsia superimposed dan abrupsio plasenta. Abrupsio plasenta adalah pelepasan plasenta yang berada dalam posisi normal pada dinding rahim sebelum waktunya, yang terjadi saat kehamilan bukan saat persalinan. Keadaan bayi yang lahir dari ibu dengan hipertensi berat umumnya sangat buruk, karena risiko meninggal sangat besar.

Ibu yang mengalami hipertensi, dapat menyusui dengan aman namun sebaiknya tetap berdiskusi dengan dokter tentang pilihan menyusui, karena sebagian besar obat antihipertensi disekresikan ke air susu ibu dengan konsentrasi rendah. Jika ibu hipertensi tahap I ( tekanan darah diastolic <100 mmHg ), obat antihipertensi dapat dihentikan untuk beberapa bulan dengan tetap memantau tekanan darah.