Mimisan adalah pendarahan yang terjadi dari hidung. Darah dapat keluar dari salah satu atau kedua lubang hidung dengan durasi yang berbeda-beda. Ada yang mengalaminya hanya selama beberapa detik dan ada yang lebih dari lima menit. Mimisan juga dapat terjadi saat sedang tidur.
Ada beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami mimisan, yaitu anak-anak, lansia, ibu hamil, orang yang sering menggunakan aspirin dan obat antikoagulan, serta pengidap kelainan darah, seperti hemofilia.
Kondisi ini umumnya tidak berbahaya. Meski demikian, Anda tetap perlu berhati-hati karena mimisan mungkin saja mengindikasikan adanya penyakit-penyakit tertentu. Beberapa gejala yang sebaiknya diwaspadai meliputi:
Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala di atas, Anda sebaiknya segera menghubungi dokter.
Dinding dalam hidung kita penuh dengan pembuluh darah halus yang terletak mendekati lapisan kulit sehingga mudah rusak. Berdasarkan lokasi pendarahan yang terjadi, mimisan terbagi dalam dua jenis, yaitu anterior atau bagian depan dan posterior atau bagian belakang.
Hampir 90 persen mimisan merupakan jenis anterior yang termasuk mudah ditangani. Pada jenis mimisan ini, pendarahan terjadi dari bagian depan hidung. Mimisan ini juga umumnya dialami oleh anak-anak.
Sedangkan pada mimisan jenis posterior, pendarahan berasal dari pembuluh darah yang terletak di bagian belakang hidung (di antara langit-langit mulut dan rongga hidung). Mimisan jenis ini jarang terjadi dan kondisinya cenderung lebih serius dengan volume pendarahan yang lebih banyak. Kelompok orang yang sering mengalaminya adalah orang-orang dewasa dan lansia.
Mimisan dapat disebabkan oleh berbagai hal. Faktor pemicunya dapat berupa penggunaan obat-obatan, keturunan, hingga penyakit. Beberapa di antaranya adalah:
Pada umumnya, mimisan adalah kondisi yang dapat ditangani sendiri di rumah. Berikut ini adalah beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan jika Anda atau anak Anda mimisan.
Setelah mimisan berhenti, usahakan agar Anda tidak membuang ingus, membungkuk, atau melakukan aktivitas berat selama setidaknya 12 jam. Langkah ini juga dapat mencegah terjadinya iritasi pada hidung.
Jika mimisan tidak kunjung berhenti setelah 25 menit, Anda sebaiknya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Penentuan jenis penanganan ini tergantung kepada penyebab mimisan.
Orang yang diduga mengalami mimisan karena penyakit tertentu, misalnya hemofilia, akan dianjurkan untuk menjalani tes darah guna memastikan diagnosis. Sedangkan jika sinusitis menjadi penyebab mimisan, dokter akan memberikan antibiotik untuk mengatasinya. Begitu juga dengan mimisan yang disebabkan oleh penggunaan obat tertentu. Jenis serta dosis obat tersebut perlu ditinjau ulang.
Prosedur operasi juga dapat menjadi pilihan jika dibutuhkan. Misalnya membakar pembuluh darah yang sobek menggunakan nitrat. Begitu juga jika memiliki dinding pembatas lubang hidung yang bengkok karena faktor keturunan atau cedera. Anda akan membutuhkan prosedur operasi untuk meluruskannya.
Bekas luka pada pembuluh darah sehabis mimisan biasanya dapat membentuk koreng dan membuat hidung terasa tidak nyaman. Tetapi jangan mengorek koreng tersebut karena hal ini dapat kembali memicu mimisan.
Hidung juga umumnya akan lebih rentan terkena iritasi atau infeksi setelah mimisan. Karena itu, menjauhlah sebisa mungkin dari pengidap flu atau pilek. Menghindari rokok, minuman keras, serta minuman panas juga dapat membantu.
Selain untuk menghindari kembalinya mimisan, ada beberapa langkah sederhana yang mungkin berguna dalam pencegahan kondisi ini.