Air ketuban terletak di dalam kantung ketuban. Warna air ketuban bening dan sedikit kekuningan, namun tampak jernih dan tidak berbau. Di dalam air ketuban inilah janin mengapung, bernapas, dan bergerak.
Janin juga menelan air ketuban, mengeluarkannya sebagai urine, kemudian menelannya lagi. Hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan volume air ketuban. Volume air ketuban yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat membahayakan kehamilan.
Komposisi dan Volume Air Ketuban
Air ketuban tersusun atas nutrisi, hormon, dan sel pembentuk kekebalan tubuh yang berguna untuk mendukung perkembangan janin. Pada usia kandungan 20 minggu, komposisi air ketuban didominasi oleh urine janin.
Volume air ketuban akan terus meningkat selama kehamilan. Kendati demikian, saat usia kandungan mencapai 38 minggu, volumenya berkurang untuk mempersiapkan kelahiran. Berikut perkiraan volume air ketuban yang normal:
- 60 milliliter (mL) pada usia 12 minggu kehamilan.
- 175 milliliter (mL) pada usia 16 minggu kehamilan.
- 400–1.200 mililiter (mL) pada usia antara 34-38 minggu kehamilan.
Volume air ketuban bisa terlalu banyak (polyhydramnios) atau terlalu sedikit (oligohydramnios). Kedua kondisi ini berbahaya bagi perkembangan dan keselamatan janin. Oleh karenanya, konsultasikan ke dokter kandungan untuk mengetahui volume air ketuban yang normal. Dokter akan melakukan pemeriksaan dengan USG kehamilan untuk menilai apakah volume air ketuban sudah sesuai dengan usia kandungan.
Fungsi Air Ketuban
Fungsi penting air ketuban antara lain:
- Memberi ruang gerak untuk janin
Air ketuban memungkinkan janin memiliki ruang untuk bergerak. Janin yang sering bergerak menandakan bahwa dia memperoleh cukup nutrisi dan oksigen.
- Mendukung perkembangan otot dan tulang
Pergerakan janin di dalam kandungan membantu membentuk dan meningkatkan kekuatan otot dan tulang Si Kecil.
- Menjaga suhu ideal
Kantung dan air ketuban menjaga suhu ideal agar janin tetap nyaman. Suhu air ketuban biasanya sedikit lebih tinggi daripada tubuh ibu, yakni sekitar 37 derajat Celcius.
- Mendeteksi kelainan genetik
Dalam kondisi tertentu, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan genetik melalui sampel air ketuban dalam rahim ibu. Pemeriksaan ini disebut amniosentesis. Hal ini bisa dilakukan karena cairan ketuban mengandung serpihan sel kulit janin. Pemeriksaan amniosentesis ini sebaiknya dilakukan sebelum usia kehamilan memasuki trimester kedua.
- Melindungi dari benturan
Air ketuban melindungi janin dari guncangan, benturan, maupun tekanan pada perut ibu.
- Membantu perkembangan paru-paru
Janin tidak bernapas seperti cara kita bernapas. Janin bergantung pada pernapasan ibu untuk menerima oksigen. Pada usia kehamilan 10-11 minggu, janin mulai menghirup sedikit air ketuban. Meski menghirup, gerakannya lebih seperti menelan. Aktivitas ini membantu perkembangan paru-paru. Menjelang usia 32 minggu kehamilan, janin akan mulai mempraktikkan gerakan bernapas yang merupakan perpaduan antara menelan dan kontraksi paru-paru.
- Membantu perkembangan sistem pencernaan
Menelan air ketuban memegang peranan penting dalam perkembangan sistem pencernaan janin. Kesulitan menelan air ketuban dapat mengakibatkan volume air ketuban terlalu banyak, yang berujung pada risiko komplikasi kehamilan.
- Melindungi dari infeksi
Air ketuban berperan dalam melindungi janin dari infeksi dengan cara menghentikan pertumbuhan jenis bakteri tertentu.
Kantung ketuban umumnya akan pecah menjelang kelahiran. Ketika janin Bunda sudah siap dilahirkan, air ketuban akan mengalir dari vagina. Setelah itu, Bunda mungkin akan mengalami kontraksi yang lebih kencang dan teratur. Segera temui dokter jika terjadi pecah ketuban dini, air ketuban berwarna hijau kental dan berbau busuk, atau Bunda mengalami demam saat menjelang persalinan.