Intinya, inseminasi buatan akan memperpendek jalan sperma, sehingga dapat melewati halangan yang mungkin terjadi. Sperma akan langsung dimasukkan ke dalam leher rahim, tuba fallopi (saluran telur) ataupun rahim. Salah satu teknik yang paling banyak digunakan adalah memasukkan sperma langsung pada rahim atau intrauterine insemination (IUI).
Membantu Kondisi Ketidaksuburan Tertentu
Beberapa kondisi ketidaksuburan pria maupun wanita yang dapat memanfaatkan prosedur inseminasi buatan agar kehamilan lebih cepat terjadi, antara lain:
- Jumlah sperma yang rendah atau sperma yang tidak mampu menempuh jarak terlalu jauh.
- Gangguan ereksi atau ejakulasi.
- Adanya endometriosis, jaringan parut di dinding leher rahim, atau kelainan lain para organ reproduksi wanita.
- Kelainan lendir leher rahim yang menolak dan mencegah sperma masuk ke dalam rahim.
- Pihak wanita mengalami alergi sperma.
- Hambatan berhubungan seksual, seperti cacat fisik ataupun masalah psikologis. Termasuk, rasa sakit yang parah selama hubungan seksual.
- Kondisi infeksi virus yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Misalnya, HIV atau hepatitis.
- Sulitnya terjadi kehamilan tanpa alasan ketidaksuburan tertentu.
Langkah Prosedur Inseminasi Buatan
Meskipun tingkat keberhasilan kehamilan dengan teknik inseminasi buatan tidak setinggi teknik lain, namun prosedur ini memiliki keuntungan berupa harga yang tidak terlalu mahal dan rendah efek samping. Inseminasi buatan juga merupakan prosedur yang singkat dan relatif tidak menyakitkan.
Sebagian wanita mengalami kram perut selama prosedur, ada juga yang mengalami perdarahan ringan setelah prosedur. Pihak wanita kemungkinan akan diminta berbaring 15-45 menit untuk hasil terbaik.
Namun, terdapat kemungkinan pihak wanita diberikan obat kesuburan satu minggu sebelum ovulasi, atau tergantung masalah kesuburan yang dialami. Yang perlu diwaspadai, obat tersebut meningkatkan kemungkinan kelahiran kembar.
Berikut urutan prosedur inseminasi buatan:
- Sebelum melakukan prosedur inseminasi buatan, maka dokter akan melakukan pemeriksaan organ reproduksi dan kesuburan dari masing-masing pasangan. Hal ini untuk mengetahui apa yang kemungkinan menjadi halangan terjadinya kehamilan secara alami.
- Dari pihak pria, dokter akan memeriksakan kualitas dan kuantitas sperma. Sementara itu, dari pihak wanita akan diperiksa mengenai kemampuan ovulasi. Setelah pemeriksaan dilakukan secara lengkap, maka dokter akan merekomendasikan teknik yang dapat membantu terjadinya kehamilan atau tidak.
- Untuk melakukan prosedur inseminasi buatan, menentukan waktu ovulasi yang tepat sangat penting. Sebab, kemungkinan kehamilan yang tertinggi yaitu sekitar 12 jam dari pelepasan sel telur. Untuk menentukan ovulasi, dapat digunakan alat tes ovulasi, ultrasound, ataupun tes darah. Selain itu, bisa juga diberikan tes tambahan seperti suhu tubuh, tekstur lendir vagina, dan kelembutan leher rahim.
- Sperma yang kemudian digunakan bisa dalam kondisi segar ataupun dicuci dengan teknik khusus guna meningkatkan tingkat kesuburan. Proses “mencuci” sperma termasuk memilih sperma dengan kualitas terbaik dan menyingkirkan zat-zat kimia yang dapat menyebabkah efek ketidaknyamanan bagi wanita.
- Sperma kemudian ditempatkan pada selang kecil yang disebut kateter, yang kemudian langsung dimasukkan ke vagina dan leher rahim, hingga akhirnya mencapai rahim. Kehamilan yang nantinya diperoleh dari inseminasi buatan tidak berbeda dengan kehamilan alami.
Bagi pasangan suami istri yang mengharapkan kehamilan, inseminasi buatan dapat dilakukan sebagai alternatif prosedur yang lebih terjangkau dan minim risiko. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk kemungkinan melakukan inseminasi buatan.