Air Ketuban berperan melindungi janin dari guncangan dan mencegah terjepitnya tali pusat yang dapat menyebabkan pasokan oksigen untuk bayi berkurang. Selain mencegah infeksi, cairan ini juga membantu menjaga suhu di dalam rahim. Cairan ketuban memungkinkan bayi bergerak bebas dan membantu perkembangan sistem pencernaan serta pernapasannya.
Selama 14 minggu awal di masa kehamilan, cairan dari sistem sirkulasi ibu dialirkan ke kantung rahim, membentuk air ketuban. Sejak awal trimester kedua, air ketuban mulai ditelan oleh bayi dan dikeluarkan sebagai urine setelah diproses dalam ginjal, untuk kemudian ditelan lagi. Ini sebabnya bayi turut berperan dalam menjaga sirkulasi dan jumlah air ketuban dalam kandungan.
Oligohidramnion adalah istilah untuk menyebut kondisi saat air ketuban sedikit dalam rahim.
Air ketuban sedikit ini lebih berisiko terjadi pada wanita yang mengalami preeklamsia, tekanan darah tinggi,diabetes,lupus, ataupun saat kehamilan sudah melebihi tanggal perkiraan persalinan.
Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan air ketuban sedikit:
Wanita yang sebelumnya telah memiliki bayi dengan berat badan kurang dan mengandung bayi kembar lebih berisiko mengalami air ketuban sedikit. Pada bayi kembar, salah satu bayi bisa mendapat terlalu banyak air ketuban, sedangkan bayi yang lainnya kekurangan.
Pergerakan bayi yang lebih sedikit dari biasanya dapat menjadi pertanda air ketuban sedikit. Untuk memastikan volume air ketuban ini, dokter dapat melakukan pemeriksaan USG. Air ketuban dikatakan kurang jika volumenya kurang dari 500 mL pada kehamilan 32-36 minggu.
Air ketuban sedikit dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi perkembangan bayi di dalam kandungan. Gangguan yang dapat diakibatkan pada bayi tergantung dari kapan kurangnya air ketuban terjadi. Jika terjadi semakin awal, maka dampaknya pada bayi akan semakin buruk. Air ketuban sedikit di awal kehamilan dapat mengganggu proses perkembangan berbagai organ tubuh bayi, sehingga mengakibatkan kecacatan janin dan bahkan keguguran. Apabila air ketuban sedikit terjadi pada trimester kedua kehamilan, kelainan yang diakibatkan antara lain adalah gangguan pertumbuhan bayi dan kelahiran prematur . Pada proses persalinan, air ketuban sedikit dapat menyebabkan tertekannya tali pusat, sehingga akan disarankan untuk melakukan persalinan dengan operasi caesar.
Penanganan air ketuban sedikit dapat dilakukan sesuai kondisi yang menyebabkannya. Apabila terdapat tanda-tanda dehidrasi pada ibu, dokter akan menganjurkan untuk mengonsumsi lebih banyak cairan. Jika kandungan sudah cukup bulan, persalinan dapat segera dilakukan sebelum menimbulkan komplikasi. Namun pada kondisi tertentu, bayi juga dapat dilahirkan secara prematur apabila memang diperlukan, seperti misalnya bila ibu mengalami preeklamsia. Sedangkan amnioinfusion atau prosedur penambahan air ketuban yang dilakukan dengan menyuntikkan air garam ke dalam kantung ketuban, dapat dilakukan pada saat persalinan untuk mengurangi penjepitan pada tali pusat.