Hotline Puri Bunda: Click Here!

Proses Persalinan Cepat. Enak atau Tidak?

Ada tiga tahapan yang akan kamu lalui saat menjalani sebuah persalinan, yaitu fase aktif, proses mengejan dan melahirkan, dan proses mengeluarkan plasenta.

Fase aktif biasanya didahului dengan fase laten, di mana mulut rahim akan membuka dan menipis agar bisa dilewati bayi. Proses ini biasanya ditandai dengan kontraksi ringan yang tidak teratur. Hal ini dapat berlangsung selama beberapa jam hingga hari. Kemudian, masuklah fase aktif yang dapat berlangsung sekitar 4-6 jam atau bahkan lebih. Dilanjutkan dengan proses mengejan yang dapat memakan waktu sekitar beberapa menit atau beberapa jam lamanya. Semua itu belum termasuk 30 menit untuk mengeluarkan plasenta. Jika dirata-ratakan, persalinan normal dapat berlangsung sekitar 6-18 jam.

Bunda dikatakan menjalani persalinan cepat apabila ketiga tahapan di atas hanya berlangsung kurang dari lima jam.

Apa Saja Penyebab dan Tanda-tanda Persalinan Cepat?

Penyebab persalinan cepat sebenarnya tidak bisa dipastikan, namun ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko mengalami kondisi ini, yaitu:

  • Bunda sudah pernah mengalami di persalinan sebelumnya.
  • Ukuran bayi lebih kecil dari bayi pada umumnya.
  • Kontraksi yang muncul sangat kuat.
  • Tidak ada masalah pada jalur lahir bayi.

Tanda-tanda yang mungkin bunda alami jika mengalami persalinan cepat:

  • Sejak dari tahapan pertama persalinan, bunda sudah merasakan kontraksi kuat yang menyakitkan. Kontraksi ini terjadi tanpa jeda.
  • Dorongan untuk mengejan datang begitu cepat dan muncul secara tiba-tiba.

Sisi Tidak Enak dari Proses Persalinan Cepat

  Bunda mungkin berpikir proses persalinan yang cepat bisa membebaskan bunda dari stres, tapi nyatanya persalinan ini justru bisa membuat emosi bunda menjadi tidak karuan, lho! Prosesnya yang cepat juga membuat bunda sulit untuk mencari cara dalam mengatasi ketidaknyamanan saat persalinan.

Karena berlangsung cepat, maka ada kemungkinan bunda dapat melahirkan di tempat yang tidak memadai, seperti di mobil saat menuju ke rumah bersalin atau di rumah tanpa adanya pengawasan medis.

Beberapa komplikasi juga mungkin saja terjadi. Komplikasi tersebut sebenarnya bisa juga menimpa wanita yang menjalani persalinan normal, namun komplikasi ini lebih memiliki kecenderungan menimpa wanita yang menjalani persalinan cepat. Berikut penjelasannya:

  • Vagina, perineum (area antara vagina dan anus), atau serviks mengalami memar atau robek. Disertai perdarahan parah usai melahirkan.
  • Abrupsi plasenta. Ini adalah kondisi ketika plasenta terlepas (sebagian atau seluruhnya) dari dinding dalam rahim sebelum bayi lahir.
  • Plasenta masih tertinggal di dalam rahim setelah bayi dilahirkan.

Terkadang, kondisi ini bisa membawa dampak negatif bagi bayi, seperti:

  • Ada kemungkinan bayi menghirup cairan ketuban ke paru-parunya.
  • Ketika dilahirkan di tempat yang tidak memadai, bayi bisa berisiko terkena infeksi.
  • Perubahan tekanan yang cepat ketika bayi turun melalui jalan lahir bisa menyebabkan perdarahan pada tulang tengkoraknya.
  • Abrupsi plasenta juga bisa mengikis pasokan oksigen dan nutrisi untuk janinmu selama berada di dalam kandungan.
  • Pasokan oksigen untuk bayi selama persalinan juga bisa terhambat karena kontraksi yang terlalu cepat dan rapat.

Meski begitu, kebanyakan bayi yang dilahirkan dengan persalinan cepat tidak mengalami masalah kesehatan.

Persalinan yang terjadi pada tiap wanita sangat bervariasi dan tidak ada yang bisa memprediksi kejadian selama proses yang mendebarkan tersebut. Yang terpenting adalah apabila kamu mengalami persalinan cepat, tidak perlu khawatir. Jalani saja dengan sebaik-baiknya dan serahkan kepada tim medis yang sudah memiliki banyak pengalaman di bidang ini.