Sigap dalam Menangani Infeksi Telinga Bayi di Rumah

Otitis media atau infeksi telinga merupakan peradangan yang menyakitkan pada bagian telinga tengah. Sebagian besar otitis media terjadi pada saluran eustachia, yaitu saluran yang menghubungkan telinga, hidung, dan tenggorokan. Pada anak-anak, saluran eustachia berbentuk lebih horizontal, pendek, dan kecil jika dibandingkan dengan milik orang dewasa. Hal ini membuat saluran eustachia anak lebih mudah tersumbat.

Kondisi ini dapat terasa menyakitkan bagi bayi dan yang menjadikannya lebih berbahaya adalah dia belum bisa mengomunikasikannya. Oleh karena itu, periksakan kondisinya ke dokter jika dicurigai terdapat infeksi telinga yang mengganggunya, sekaligus untuk meredakan ketidaknyamanan yang dialami.

Kebanyakan anak-anak yang mengalami kondisi ini bisa sembuh tanpa pemberian obat-obatan. Tapi jika bayimu berusia di kisaran 6-24 bulan dan memiliki gejala-gejala ringan, maka terus awasi kondisinya sebelum memberikan obat apa pun. Dalam hal ini, obat yang diberikan diharuskan melalui resep dari dokter.

Sambil mengawasi kondisi bayimu, ada langkah-langkah penanganan yang bisa dipersiapkan. Meski begitu, pemeriksaan ke dokter tetap menjadi prioritas utama, terutama bila setelah 48-72 jam kondisi anak tetap tidak membaik yang ditandai dengan kemunculan demam tinggi dan keberadaan gejala awal yang makin parah.

Berikan minyak zaitun hangat

Jika tidak ada cairan mengalir dari telinga anak dan tidak ada kebocoran pada gendang telinga, cobalah berikan beberapa tetes minyak zaitun ke dalam telinga yang sakit. Pastikan minyak zaitun tidak dalam keadaan dingin atau panas, melainkan sedikit hangat atau suhunya sama dengan suhu ruangan. Lakukan hal ini ketika bayi sedang tidur agar dia tetap berbaring menyamping dengan telinga tegak lurus ke atas selama beberapa menit, lalu telentangkan kembali. Hal ini diperlukan untuk memungkinkan minyak mencapai gendang telinga. Jangan berlebihan dalam melakukan hal ini.

Kompres telinga dengan kain lembap yang hangat

Untuk membantu mengurangi rasa sakit, kompres telinga anak dengan handuk yang sudah dibasahi dengan air hangat selama 10-15 menit. Sebelum digunakan, pastikan handuk telah diperas sekeras mungkin.

Cukupi pasokan minum

Berikan cairan sesering mungkin kepada anak. Menelan cairan dapat membantu membuka saluran eustachia sehingga cairan yang tertumpuk di dalam saluran dapat mengalir.

Jangan berikan sembarang obat

Hindari memberi anak obat pilek berjenis dekongestan, obat-obatan antihistamin, maupun obat aspirin. Obat ini tidak membuat kondisi anak menjadi lebih baik, malah bisa memberi efek samping yang berbahaya. Aspirin juga dapat membuat anak lebih rentan terhadap penyakit langka yang terbukti fatal, yaitu Sindrom Reye.

Tinggikan posisi kepala bayi

Saat bayi sedang tidur, angkat sedikit posisi kepala bayi dengan menaruh 1-2 bantal di balik kasurnya, bukan langsung di bawah kepalanya. Hal ini bertujuan melancarkan sirkulasi sinus bayi.

Manfaatkan gravitasi

Selama beberapa saat, baringkan bayi dengan posisi menyamping untuk memosisikan telinga yang sakit menghadap ke atas. Menurut teori, posisi ini akan mengurangi tekanan dengan mendorong cairan keluar dari gendang telinga.

Goyangkan telinganya

Salah satu trik yang digunakan oleh dokter spesialis anak untuk menghilangkan rasa sakit telinga adalah mencubit lembut cuping telinga dengan jempol dan telunjuk, lalu tarik sedikit ke arah luar bawah beberapa kali. Hal ini memungkinkan saluran eustachia terbuka dan mengeluarkan cairan.

Pilihan untuk Memeriksakan Anak ke Dokter

Bagaimana jika ternyata kondisi bayi terlalu parah untuk ditangani sendiri? Berarti langkah yang diprioritaskan adalah membawanya ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan oleh dokter.

Dokter bisa meresepkan obat tetes telinga analgesik jika gendang telinga anak terlihat merah dan menggembung. Penggembungan ini bisa diakibatkan oleh tekanan cairan.

Pada kasus tertentu, dokter bisa meresepkan pemberian antibiotik, terutama pada penanganan infeksi serius, yaitu jika kondisi anak tidak membaik dalam kisaran 48-72 jam tanpa pengobatan.

Secara khusus, pemberian antibiotik direkomendasikan untuk penanganan:

  • Anak berusia kurang dari dua tahun dengan gejala-gejala ringan, namun terjadi pada kedua telinganya.
  • Anak dengan gejala-gejala berat, seperti demam tinggi, detak jantung cepat, kelelahan, atau berkeringat.
  • Bayi berusia di bawah usia enam bulan karena belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat dan sangat rentan terhadap komplikasi infeksi telinga.

Pemberian obat-obatan antibiotik biasanya membutuhkan pertimbangan lebih banyak. Dokter pada umumnya sangat berhati-hati dalam meresepkan antibiotik karena beberapa sebab, antara lain:

  • antibiotik berisiko membuat makin banyak bakteri menjadi kebal;
  • antibiotik juga dapat membunuh bakteri baik di dalam tubuh anak sehingga kadang menyebabkan penyakit radang usus, dan;
  • antibiotik tidak berguna terhadap penyakit-penyakit akibat virus;

Oleh karena itu, dokter mengimbau para orang tua untuk turut membantu mengatasi masalah ini dengan tidak meminta atau bahkan memaksa diberikan antibiotik tiap kali anaknya mengalami infeksi telinga.

Sebagai pertimbangan tambahan bagi para orang tua, segera periksakan anak ke dokter bila dia mengalami demam tinggi di atas 38°C atau keluar darah maupun nanah dari telinga. Selain itu, segera periksakan anak kembali ke dokter bila setelah diperiksa dan terdiagnosis infeksi telinga, gejala-gejalanya masih tetap belum membaik setelah 3-4 hari.

Selain itu, lakukan langkah pencegahan agar infeksi telinga tidak kembali menyambangi anak dengan memberinya Air Susu Ibu (ASI) paling tidak selama enam bulan pertama karena ASI menyediakan antibodi untuk melawan infeksi telinga. Pastikan posisi kepala bayi lebih tinggi dari badannya ketika dia sedang disusui agar tidak tersedak, hindari bayi dari paparan asap rokok, serta pastikan bayi mendapat vaksin pneumokokus.