9 Tips Lancarkan ASI Pasca Melahirkan

ASI-eksklusif

ASI-eksklusif

Table of Contents

tips lnacarkan asi
  • Menjadi Bunda menyusui memang penuh tantangan, apalagi bagi yang baru memiliki anak pertama. Salah satu yang paling bikin galau adalah produksi ASI yang sedikit. Tenang, Bunda! Kamu tidak sendirian. Banyak Bunda yang mengalami hal ini karena banyak faktor.[1] Tapi, jangan khawatir! Ada beberapa cara mudah yang bisa kamu coba seperti 9 tips lancarkan ASI pasca melahirkan berikut ini.[2-7]

9 Tips memperlancar ASI:

  1. Jaga Pola Makan Sehat:[2,3]

  • Mengkonsumsi protein tinggi seperti daging tanpa lemak, ikan, telur, kacang-kacangan, dan produk susu karena protein membantu meningkatkan produksi ASI.
  • Menyusui Ananda juga sebagai diet alami bagi Bunda karena menurunkan risiko kenaikan berat badan dan dapat mengembalikan ke kondisi sebelum Bunda hamil apabila dilakukan dalam jangka panjang (2 tahun)
  1. Minum Air Putih Cukup:[4]

  • Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik untuk menjaga produksi ASI dengab minum air putih minimal 8 gelas per hari.
  1. Sering Menyusui / Meng”ASI”hi Ananda:[2]

  • Meng”ASI”hi Ananda secara rutin untuk merangsang produksi ASI yang lancar. Ananda baru lahir perlu disusui 2-3 jam sekali, termasuk di malam hari, dan semakin sering Ananda menyusu, semakin banyak sinyal untuk tubuh Bunda memproduksi ASI.
  1. Pijat Payudara:[5]

  • Pijat Oksitosin: Pijat punggung atas untuk membantu pelepasan hormon oksitosin yang dapat melancarkan ASI. Pijat ini dilakukan dengan cara memijat area punggung sepanjang kedua sisi tulang belakang mulai dari tulang belakang setinggi bahu hingga turun sampai setinggi tulang belikat. Pijatan ini dapat mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar. Pijat oksitosin juga dapat membantu merangsang refleks oksitosin, yang membantu memperlancar pengeluaran ASI dan meningkatkan produksi ASI dengan cara mengurangi tersumbatnya saluran. 
  • Pijat Marmet: suatu teknik yang digunakan untuk meningkatkan produksi ASI dan memperlancar pengeluaran ASI. Teknik ini melibatkan kombinasi cara memerah ASI dan memijat payudara sehingga pengeluaran ASI dapat meningkat. Pijat Marmet dapat membantu mengatasi masalah produksi ASI yang tidak adekuat, seperti kurangnya ASI yang diperlukan bayi, dan mengurangi risiko terkena mastitis. Pijat Marmet juga dapat membantu ibu dalam mengurangi stres dan rasa sakit yang terkait dengan proses menyusui.
  • Pijat dapat dilakukan kapan saja, durasi 15 menit, sebelum menyusui atau memerah ASI.
  1. Kelola Stres:[2,6]

  • Hindari stres berlebihan karena dapat menurunkan volume ASI. Untuk itu kenali aktifitas yang membuat Bunda banyak pikiran dan lakukan aktivitas yang membantu Bunda rileks, seperti yoga, meditasi, atau mendengarkan musik.
  1. Dapatkan Dukungan Sosial:[6]

  • Mintalah bantuan dari suami, keluarga, dan teman karena dukungan emosional dan praktis membantu Bunda merasa lebih percaya diri dalam menyusui.
  1. Istirahat Cukup:[2]

  • Bunda perlu memperhatikan waktu Istirahat dan tidur karena membantu meningkatkan hormon prolaktin yang penting untuk produksi ASI untuk benefit Bunda dan Ananda.
  1. Hindari Alkohol dan Kafein:[7]

  2. Hindari alkohol karena mengkonsumsi alkohol dapat mengurangi kadar hormon oksitosin dan prolaktin. Oksitosin penting untuk refleks let-down, yaitu proses yang memungkinkan ASI keluar dari payudara. Prolaktin penting untuk produksi ASI.   
  3. Batasi konsumsi kafein karena kafein juga dapat mempengaruhi refleks let-down, Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kafein yang berlebihan dapat membuat refleks let-down menjadi tidak efektif, yang dapat mengurangi jumlah ASI yang dihasilkan.

9. Konsumsi Makanan Penyubur ASI:

  1. Oatmeal: Kaya protein, zat besi, dan saponin untuk meningkatkan prolaktin.
  2. Daun Kelor: Kaya protein, vitamin, dan mineral untuk kesehatan Bunda dan produksi ASI.
  3. Bawang Putih: Merangsang produksi prolaktin.
  4. Almond dan Kacang-kacangan: Kaya protein dan lemak sehat untuk produksi ASI.
  5. Sayuran Hijau: Kaya fitonutrien, vitamin, dan mineral untuk kualitas ASI.
  6. Biji Wijen: Kaya kalsium untuk produksi ASI.
  7. Jinten: Mengandung fitokimia yang merangsang produksi ASI.

Ingat: Setiap Bunda memiliki kondisi berbeda. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau konsultan laktasi untuk mendapatkan arahan yang tepat sesuai kondisi Bunda. Karena bayi baru lahir sebaiknya mendapat ASI eksklusif selama enam bulan, sebab ASI adalah nutrisi alamiah terbaik dengan kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal bayi.

Semangat Menyusui! ASI adalah nutrisi terbaik untuk buah hati.

Apabila Bunda membutuhkan konsultasi laktasi, Bunda dapat berkunjung ke Poliklinik kami di RSIA Puri Bunda terdekat (Denpasar, Tabanan, Singaraja) dan jangan lupa untuk melakukan reservasi terlebih dahulu melalui Aplikasi “Sobat Bunda”

Sumber:

  1. Kapti, R., Arief, Y., & Azizah, N. (2023). Mother’s knowledge as a dominant factor for the success of exclusive breastfeeding in Indonesia. Healthcare in Low-resource Settings. https://doi.org/10.4081/hls.2023.11209.
  2. Meek, J., & Noble, L. (2022). Policy Statement: Breastfeeding and the Use of Human Milk.. Pediatrics, 150 1. https://doi.org/10.1542/peds.2022-057988.
  3. Kumari, P., & Bisht, A. (2023). The Protective Effects of Breastfeeding on Maternal Lifestyle Disorders: A Systematic Review. International Journal of Health Sciences and Research. https://doi.org/10.52403/ijhsr.20230315
  4. Krbavčić, I., & Vukomanović, A. (2021). Breastfeeding: Health benefits and dietary recommendations. Hrvatski časopis za prehrambenu tehnologiju, biotehnologiju i nutricionizam. https://doi.org/10.31895/hcptbn.16.1-2.1.
  5. Yorita, E., Yanniarti, S., & Istiarika, I. (2023). Oxytocin Massage Can Increase Breastfeeding Production in Postpartum Mothers. Contagion: Scientific Periodical Journal of Public Health and Coastal Health. https://doi.org/10.30829/contagion.v5i2.15428.
  6. Emmott, E., Page, A., & Myers, S. (2020). Typologies of postnatal support and breastfeeding at two months in the UK. Social Science & Medicine (1982). https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2020.112791.
  7. Gómez-Roig, M., Pascal, R., Cahuana, M., García-Algar, Ó., Sebastiani, G., Andreu-Férnández, V., Martínez, L., Rodriguez, G., Iglesia, I., Ortiz-Arrabal, O., Mesa, M., Cabero, M., Guerra, L., Llurba, E., Domínguez, C., Zanini, M., Foraster, M., Larqué, E., Cabañas, F., López-Azorín, M., Pérez, A., Loureiro, B., Pallás-Alonso, C., Escuder-Vieco, D., & Vento, M. (2021). Environmental Exposure during Pregnancy: Influence on Prenatal Development and Early Life: A Comprehensive Review. Fetal Diagnosis and Therapy, 48, 245 – 257. https://doi.org/10.1159/000514884.