Waspadai Penyebab Di Balik Keringat Dingin Pada Bayi

Keringat dingin pada bayi dapat muncul terutama pada beberapa bagian tubuh seperti telapak kaki, telapak tangan, dan ketiak. Meski tampaknya sepele, tetapi kondisi ini ternyata dapat menjadi tanda adanya penyakit yang lebih serius.

Kemungkinan Penyebab Keringat Dingin pada Bayi

Penting bagi orang tua untuk mengetahui berbagai penyebab keringat dingin pada bayi, serta tanda dan gejala yang dapat menyertainya. Di bawah ini adalah berbagai penyebab keringat dingin pada bayi yang harus diwaspadai.

  • Syok
    Dalam keadaan syok, tekanan darah turun sangat rendah sehingga organ tubuh tidak menerima cukup oksigen atau darah untuk berfungsi. Jika tidak segera ditangani, syok dapat merusak organ tubuh dan mengancam nyawa.
  • Sepsis
    Sepsis adalah kondisi serius yang terjadi akibat infeksi bakteri atau virus berat dalam darah. Infeksi berat tersebut menyebabkan kerusakan pada organ-organ tubuh yang dapat menyebabkan darah keluar dari pembuluh darah atau sebaliknya, menggumpal, sehingga dapat membahayakan nyawa. Selain keringat dingin pada bayi, infeksi ini dapat disertai gejala lain seperti kejang, demam, susah bernapas, dan pucat.
  • Hipoglikemia

Kondisi ini terjadi saat gula darah yang berfungsi sebagai energi utama bayi menurun. Hipoglikemia bisa disebabkan oleh bayi lahir prematur, terdapat infeksi berat saat lahir, bayi berukuran kecil, atau bayi yang terlahir dari Ibu dengan diabetes.

  • Kekurangan Oksigen
    Kondisi ini disebut hipoksia, di mana terjadi kekurangan oksigen di dalam jaringan tubuh akibat penyebab tertentu seperti sesak napas. Keringat dingin disebabkan respons tubuh atas otak yang kekurangan oksigen.
  • Penyakit Jantung Bawaan

Kelainan jantung atau cacat jantung bawaan dapat menyebabkan rendahnya asupan darah dan oksigen ke jaringan tubuh. Salah satu tandanya adalah bayi banyak berkeringat ketika sedang diberi makan.

  • Suhu Kamar Bayi

Bedong atau selimut yang terlalu mengekang bayi bisa membuat Si Kecil kepanasan, hal ini merupakan faktor risiko terjadinya kematian bayi mendadak. Mengatur suhu kamar agar tetap sejuk serta mengenakan pakaian tidur yang nyaman dan tidak gerah dapat membantu bayi untuk tidak terlalu banyak berkeringat di malam hari. Di samping itu, pastikan bayi mendapat cukup cairan untuk mencegah dehidrasi.

Jika berkeringat berlebihan dirasa mengkhawatirkan, periksakan ke dokter anak untuk menemukan kemungkinan kelainan seperti penyakit jantung, gangguan sistem saraf, kelainan genetik, gangguan pernapasan, hingga kelenjar tiroid yang terlalu aktif.

Beberapa bayi memang lebih cenderung berkeringat secara alami, namun Bunda perlu berhati-hati jika keringat dingin pada bayi disertai gejala lain seperti perubahan warna pada bibir atau kuku, sesak napas, bibir kering, lemas, tidak mau minum, atau pun tinja bercampur darah. Jika terdapat gejala-gejala lain yang menyertai keringat dingin pada bayi, segera periksakan Si kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan berlanjut.